Pasangkayu, – Agus Salim atau yang akrab disapa Agus, pemuda asal Desa Bambaira di Kabupaten Pasangkayu yang kisah hidupnya patut dicontoh oleh para generasi muda.
Anak Petani dari pasangan Amiruddin dan Ibu Nur Ida, berhasil meraih gelar S2 nya di salah satu Universitas ternama Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Sejak kecil, perjuangan Agus untuk menempuh pendidikan tidaklah mudah. Anak ke-3 dari enam bersaudara tersebut seringkali mendapat kendala finansial, untuk mendapatkan sekolah yang lebih baik.
Anak muda enerjik kelahiran 10 Agustus 1993 ini telah diwisudakan oleh rektor Prof. Dr. Ir Mahfudz, MP pada 31 Oktober 2019, di Aula Kedokteran Universitas Tadulako (Untad), lulusan Study S2 Magister Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan memperoleh nilai IPK 3,91.
“Alhamdulillah, puji sukur kepada Allah SWT, sehingga saya bisa seperti ini atas inzinnya saya telah menyelesaikan S2, dan saya berterimakasih kepada kedua orang tua yang selalu mendukung semua langkah saya mencapai tujuan cita – cita saya, termasuk juga kepada keluarga besar, sahabat dan rekan kerabat lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,” Kata Agus Salim, S.Pd., M.Pd. di kediamannya di Desa Bambaira, Jumat, 1 November 2019.
Anak dari pasangan Amiruddin dan Ibu Nur Ida juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada kedua dosen pembimbingnya Dr. H Asep Mahfudz, M.Si dan Dr. H Muh. Ali Jennah, M.Hum, yang selama ini dianggapnya sebagai orang tua Agus selama menempuh jenjang pendidikan dikampus. Berkat dukungan mereka jugalah sehinggah pria asal Bambaira ini tetap bertahan dan terus semangat menyelesaikan pendidikannya.
“Terimakasih Pak H Asep Mahfudz dan H Muh. Ali Jennah. Kalian telah sudi membimbing saya penuh dengan kesabaran dan keiklasan. Kalian telah banyak memberikan ilmu tentang dunia pendidikan baik itu secara akademik maupun non akademik kepada saya dan memberikan pelajaran tentang hidup, semoga Bapak terus diberi kesehatan oleh Allah SWT,” imbuh Agus.
Diketahui, Agus merupakan pemuda pertama di Desa Bambaira yang telah menyelesaikan program S2, dengan menggunakan biaya dari hasil keringatnya selama kerja sebagai guru honorer di dua sekolah di Kota Palu dan hasil dari penjualan satu ekor sapi milik adiknya.
Editor : Irwan