CIAMIS,kontenindonesia – Bio Indo Therapy dengan banner Thrapy Gratis beralamat di Desa Tanjungmulya Kecamatan Panumbangan diminta Kepala Puskesmas Panumbangan agar sebelum mengantongi izin oprasional agar tutup tidak menyelenggarakan layanan therapy kesehatan walaupun geratis.
Kepala Puskesmas Panumbangan, dr Harun Al Rasyid memberikan keterangan kepada kontenindonesia.com peraktek layanan kesehatan harus mengantongi perizinan sesuai dengan Peraturan yang berlaku “Kami, dari Puskesmas bersama unsur Muspika (polsek Panumbangan, Koramil Panumbangan) telah mendatangi ke alamat tersebut, melihat, memeriksa” ujarnya via phonsell.
Terangnya disana saat disidak terdapat jadwal tharpy, aktifitas layanan penyembuhan penyakit menggunakan alat kesehatan “Ada orang menggunakan alat, ada operator alat. Ini harus mengantongi izin Kesehatan Tradisional walaupun diakui penyelenggara mereka mengantongi izin edar penjualan alat dari pemerintah, kami hanya merekom kalau memenuhi syarat” lanjutnya, setelah dimintai keterangan pihak Bio Indo Therapy diminta tutup dan boleh beroprasi kembali setelah mengantongi izin.
Dalam hal ini seperti dikutip dari brosur layanan perizinan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis memberikan pelayan perizinan dan rekomendasi kesehatan tradisional merujuk dasar Hukum : Undang-undang No 25 Tahun 2009 tentang layanan publik, UU Kesehatan No 36 Tahun 2009, PP No 96 Tahun 2012 tentang setandar layanan publik, PP No 103 Tahun 2014 tentang kesehatan tradisional, Permenkes No 61 Tahun 2016 tentang kesehatan tradisional empiris, dan regulasi lainnya.
Sementara itu, manager marketing Area Pt Sehat Itu Therapy, Iwan H senin (3/1/2020) usai tempat usahanya disidak memberikan keterangan Bio Indo Therapy sudah berjalan sebulanan dimana ia mengontak ruko untuk satu tahun “Soal perizinan kita juga punya etika, kita telah menempuh ke RT, RW, Kadus, ke Polsek. Kemarin ini kita datang memberitahukan kepada Koramil ada oknum yang mengaku dari kami menjual alat dor to dor padahal kita enggak seperti itu” ujar iwan. Diakuinya belum koordinasi ke pihak puskesmas setempat lantaran kegiatan dan aktifitas warawiri yang cukup intens namun sudah diagendakan dan keburu disidak.
Ia mengiyakan animo atawa antusisme pengunjung mengikuti terapi perharinya hingga 250-300 orang “Ada yang datang sekali, ada yang datang berulang. Demi Allah sampai saat ini kita belum menjual satu pun alat kesehatan” kata Iwan. Para pengunjung disosialisasikan tentang alat kesehatan serta mencoba mengikuti terapi sebagai trik atawa seni menjual produk seperti matras kesehatan yang harga perbuahnya sekitar Rp 20 jutaan, gelang bebatuan dan lainnya.
“Kita tidak akan tutup, kan harus menghormati yang sedang dan datang akan terapi” ujar Iwan menanggapi arahan dari Kepala Puskesmas, tambahnya akan ditempuh perizinan kesehatan teradisional “Kita menghormati aturan setempat, walau berbeda tidak seperti di tempat yang lain (Tasikamalaya)” tegas iwan.
Sumber : Poto Exlusive dr Harun
Editor : Abraham