BANDUNG – Pemilihan Gubernur Jawa Barat rencananya akan digelar pada tahun 2018 mendatang. Sejumlah nama dan figur dari politikus hingga artis mulai bermunculan. Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) dan Citra Survei Indonesia (CSI) memperkirakan meski masih setahun lagi, pesta demokrasi Jabar bakal seheboh DKI Jakarta.
Analis dan pengamat politik dari PKKPI, Munanto menyebutkan beberapa figur dianggap kuat dan akan masuk ke bursa bakal calon gubernur Jawa Barat periode 2018 – 2023. Sejauh ini pihaknya baru memakai pantauan dalam melihat para figur ini.
Figur pertama, kata dia, ada politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) TB Hasanudin. Pihaknya menyebut sosok itu mempunyai karakter kuat, tegas, dan berani. Namun, TB Hasanudin harus mendapat restu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri buat duduk di kursi orang nomor satu di Jabar.
“Betul banyak tokoh di Jabar, tetapi saya lihat nama TB Hasanudin sudah dikenal, saya lihat juga dia tegas. Cuma apa dia akan dipilih Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri atau tidak pada 2018 nanti? Kalau saya melihat dia memang sudah teruji dan paham masalah polhukam selain saat ini dia duduk di Komisi I DPR RI dan harus dicatat dia juga vokal mengenai kebenaran,” kata Munanto, Senin 9 Januari 2017.
Selain TB Hasanudin, lanjut Munanto, nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, dan artis sekaligus politikus PAN Desy Ratnasari. Nama itu juga muncul dalam pantauan PKKPI dan CSI. Bupati Tasikmalaya UU Ruzhanul Ulum juga masuk dalam radar figur bakal bersaing di Jabar.
“Dia (UU Ruzhanul Ulum-Red) bahkan saat dilantik jadi bupati dengan lantang langsung menyatakan siap maju untuk jadi calon gubernur Jabar,” ujarnya.
Dalam data PKKPI dan CSI, juga disebutkan nama mantan Pangdam Siliwangi Mayjen TNI (Purn) Iwan Sulandjana. Ada juga nama Ketua DPW Partai Nasional Demokrat Jabar, Saan Mustopa masuk dalam salah satu figur.
“Lagi-lagi nama artis disebut, yaitu asal Bandung, Nurul Arifin yang juga politikus Partai Golkar, dan yang mengejutkan juga ada nama Netty Heryawan, istri Aher, ramai disebut-sebut akan diusung,” ucap Munanto.
Selain itu, kata dia, muncul juga nama Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana dan nama Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar. Munanto menuturkan, strategi memenangkan Pilkada Jabar berbeda dengan DKI Jakarta. Sebab, di ranah pasundan ini harus menggunakan strategi kampanye membumi.
“Selain luas wilayah, Jabar unik dalam pilkada. Kita dapat belajar banyak dari munculnya nama Ahmad Heryawan (Aher) yang pada di awal-awal akan tak disangka, tetapi bisa mengalahkan yang lain, hanya karena dalam jabatan periode pertamanya menggandeng artis Dede Yusuf atau pada saat maju untuk jabatan kedua kali, Aher juga muncul dan menang lagi karena menggandeng Deddy Mizwar,” terangnya.***
Editor : Hens Pradhana