CIAMIS – Kemarau panjang 2023 berakibat debit air sungai menurun pun debit air Sungai Cileueur yang mengalami penurunan derastis hingga areal pesawahan dan kolam di bantaran alur sungai kekeringan. Warga Desa Mekarjadi Kecamatan Ciamis yang juga Sekertaris Forum Peduli Lingkungan Tatar Galuh (PELITA) Ciamis, Mumu mengarapkan Perumda Tirtagaluh setop ambil airbaku dari Sungai Cileueur.
“Saya sebagai warga asli desa Mekarjadi merasa miris dengan kondisi saat ini sungai Cileueur debit airnya sangat menurun drastis boleh dibilang kondisinya setadiun empat. Waktu saya kecil air Cileueur datang dan surut secara bertahap, sekarang datang dan surut mendadak,” ujar Mumu kepada konten Indonesia.com Jumat (29/9/2023). Wilayah desanya terdiri dari areal pesawahan dan banyak petani kolam sekarang dengan kondisi saat ini merasa dirugikan dikarenakan debit air berkurang.
“Harapannya Perumdam Tirtagaluh menghentikan pengambilan airbaku dari sungai Cileueur karena adanya pengambilan airbaku dari sungai Citanduy yang ada di area Sindangkasih,” ujarnya. Kondisi dilapangan dengan kondisi debit air sangat kecil dirasa kurang mencukupi namun lantaran butuh maka harus berikhtiyar.
“Pembagian air itu kalau kita dilapangan sampai terjadi gontok-gontokan adu mulut baik antara petani maupun petani dengan petugas Perumdam,” ia menyebutkan karena dari Cileueur itu sebelah barat jembatan Ampera ada dam bagi, ke wilayah Dusun sedekan Desa Sukajadi, ke Perumdam sebagai pembagian kedua, dan pembagian ketiga ada Badama pembagiannya irigasi ke areal kota Ciamis (Banagara, Ciamis. Red).
“Kita yang berada di area Sukajadi paling belakang pembaginya, jadi terus terang kalau dilapangan itu terjadi kucing-kucingan dengan berbagai wilayah juga dengan petugas Perumdam maka dari itu diperlukan perhatian khusus yaitu penghentian pengambilan airbaku dari Sungai Cileueur,” ujar Mumu.
Sebagai penggiat Pelita Ciamis, ia menuturkan sungai-sungai yang berhulu dari gunung Sawal harus mendapat perhatian dan aksi nyata dari semua pihak baik pemerintah maupun Perumdam Tirtagaluh selaku pengelola air baku, “Dalam hal ini kami mengharapkan suatu bentuk perhatian terhadap situasi saat ini terpokus kepada hulunisasi sungai, dikarenakan terjadinya debit air yang sangat drastis turun,” ujarnya, perlu perhatian khusus untuk menjaga agar bisa terantisipasi dan bisa dimanfaatkan masyarakat luas baik mayarakat di bidang pertanian perikanan dan lain, ia mengharapkan ada sebauah tindakan aksinyata dari pemerintah dalam bentuk penanaman di sepanjang bantaran sungai termasuk hulu sungai Cileueur atau istilahnya reboisasi dengan tanaman yang bisa berperan sebagai kantong-kantong air.
Di Bangunan Penyadap Air Baku Cileueur dan di Sungai Cileueur nampak kondisi debit air yang sangat surut, didapati jadwal Pembagian Pengaliran Sungai Cileueur tertanggal bulan Agustus 2023 ditandatangani Kasie Produksi Perumdam Tirtagaluh Iwan Setiawan dan Kacab Wilayah I Ciamis Iwan E Budiman yakni jam 23.01 s/d 08.00 wib dan 12.01 s/d 16.00 wib tertulis pengaliran ke PAM Tirtagaluh.
Sementara itu, dari instalasi pengolahan Sindangrasa (Perumda Tirtagaluh) Sabtu (30/9/2021) jam 19.52 wib untuk mencukupi penyaluran air kepada sekitar 3000 pelanggan wilayah1 Ciamis diperoleh keterangan water meter : Air baku 221 liter/detik, Distribusi 155 liter/detik, dan Volume reservoar 2.359 m3.
Melansir berita pikiranrakyat.com per 17 Oktober 2019 dengan judul Pipa Rusak, Ribuan Pelanggan PDAM Tirta Galuh Ciamis Tak Dapat Suplai Air tertulis pernyatan Direktur PDAM yang ternyata tidak terealisasi yakni sumber air baku PDAM Tirta Galuh Ciamis wilayah cabang Ciamis sepenuhnya berasal dari Sungai Citanduy. Sebelumnya PDAM juga memiliki sumber air baku dari Sungai Cileueur. Akan tetapi pengambilan air dari sungai tersebutdihentikan setelah dioprasikannya intake dan IPA Gunungcupu beroprasi.
Penulis : Abraham Mahmoud