TASIKMALAYA|Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan (RENVAL), mahasiswa/i semester 4 jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, diperintah untuk membuat inovasi program Kesehatan oleh dosen pengampu mata kuliah perencanaan dan evaluasi Kesehatan, yaitu pak Rian Ari Gustaman, S. KM, M.Kes.
Kelompok yang akan menyelesaikan tugas tersebut bernama “Harmonia Saskara” berjumlah 6 orang dengan ketua kelompok Hermalia Sukma Dewi yang beranggotakan Agni Khoerunisa, Raisa Azkia Utami, Ismi Tasya Anisa, Diva Nurlatifah, dan Tya Raudotul Jannah.
BACA JUGA;
Ketua MPR RI; Wapres RI ke-11 Boediono Tegaskan Pentingnya Indonesia Miliki Haluan Negara
Ya. Kelompok kami membuat inovasi program Cai Bonteng Penurun Darah Tinggi (CABOPENTING) bekerja sama dengan Puskesmas Bungursari Kota Tasikmalaya. Program ini dilaksanakan dalam rangka mengendalikan penyakit hipertensi di kota Tasikmalaya, khususnya di kelurahan Cibunigeulis. Kata Hermalia Sukma Dewi.
Sebelum membuat inovasi program ini, kami melakukannya secara bertahap sesuai perintah dosen. Langkah pertama, kami melakukan pendekatan kepada sampel (masyarakat) dan menyebarkan kuesioner di kelurahan Cibunigeulis. Langkah kedua yaitu menentukan prioritas masalah dari hasil kuesioner, berdasarkan hasil observasi dan wawancara ke masyarakat kami mendapatkan bahwa prioritas masalah di desa cibunigeulis yaitu hipertensi. Setelah menentukan prioritas masalah, kemudian kami membuat fishbone untuk mengetahui faktor penyebab masalah hipertensi di Cibunigeulis. Kemudian kami menganalisis SWOT prioritas masalah hipertensi tersebut dan langkah terakhir yaitu membuat inovasi program dari hasil yang sudah kami cari. Paparnya.
“Sementara, hasil akhir inovasi program yang kelompok kami buat, yaitu Cai Bonteng Penurun Darah Tinggi (CABOPENTING)”.
Alasan kami memilih program tersebut, dikarenakan mentimun mudah ditemukan dan harganya yang relatif murah sehingga tidak membebankan kepada masyarakat. Program ini terdiri dari penanaman bibit mentimun kemudian hasilnya dibuat menjadi infused water mentimun, kami juga memodifikasi kartu kontrol yang sudah ada di puskesmas. Sasaran program ini, yaitu masyarakat yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, dan kami juga bekerja sama dengan kader posyandu Kelurahan Cibunigeulis dan Kelompok Wanita Tani untuk menjadi penanggung jawab program ini. Jelas Hermalia Sukma Dewi.
“Program CABOPENTING ini diresmikan pada: Hari, tanggal: Jumat, 31 Mei 2024, Waktu: 09.00 sd selesai Tempat: GOR Kelurahan Cibunigeulis”.
Kami berharap program ini bisa terus berjalan kedepannya yang dilaksanakan oleh pihak kader posyandu serta kelompok wanita tani dan dapat membantu mengurangi angka hipertensi di desa Cibunigeulis. Harapnya.
Ibu Euis selaku Kepala Seksi Kelurahan Cibunigeulis yang hadir mewakili Kepala Kelurahan dan Kepala Kecamatan Bungursari mengharapkan inovasi program “CABOPENTING” ini dapat berlanjut hingga meluas ke daerah lainnya, dan diproduksi dengan lebih bervariasi, menarik, serta bisa menjadi produk yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat bukan hanya untuk tugas saja.
BACA JUGA;
Imbas Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK, Disdik Jabar Perketat Aturan Study Tour
Kepala Puskesmas Bungursari sangat mengapresiasi adanya inovasi program CABOPENTING karena dapat menjadi obat alternatif non kimia dan bahannya mudah ditemukan di masyarakat, kedepannya bisa dikemas menjadi lebih menarik sehingga program ini berkelanjutan terus menerus.
Tamu yang kami undang, yaitu kepala kecamatan Bungursari, kepala Kelurahan Cibunigeulis, kepala Puskesmas Bungursari, Dosen Pengampu mata kuliah perencanaan dan evaluasi kesehatan, pemegang program PTM, kader posyandu kelurahan Cibunigeulis dan perwakilan masyarakat yang mengidap penyakit hipertensi. Tutup Hermalia Sukma Dewi
(Jajang/Janur)