Jelang Pilkada Serentak Di Indonesia, Begini Komentar Para Pengurus Organisasi Pers

oleh
Ketua IWO Bogor Raya, Didin (ujung kiri), Ketua FPII Kota Bogor, Sumburi Ibrahim, Danrem 061/SK Bogor, Kol Inf Muhamad Hasan, Sekretaris FPII Kota Bogor, Ibra Hermawan dan salah seorang Insan Pers, saat berfoto bersama diarea Makorem 061/SK. Kamis, 15/02/2018. KONTEN INDONESIA / Ibra Hermawan

KOTA BOGOR – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia, terutama mendekati hari pemilihan Bupati/Walikota dan Gubernur, menggugah analisis dari sejumlah awak media yang terdiri dari media online, cetak, dan televisi.

Salah satunya Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Bogor Raya, Didin mengatakan, di era digital saat ini pengetahuan dunia digital harus dimiliki. Derasnya arus informasi menuntut individu senantiasa up to date agar tak tertinggal.

“Namun, dampak negatifnya, kerap kali beredarnya berita atau pun informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan alias Hoax,” ucapnya saat menghadiri silaturahmi awak media dengan Komandan Korem 061 Surya Kancana dan jajarannya di Makorem 061 Surya Kancana. Kamis, 14/02/2018.

Menurutnya, saat ini perang dilakukan bukan dengan senjata tajam, pistol atau sejenisnya. Melainkan dengan menggiring informasi yang belum tentu kebenarannya seolah-olah benar, melalui media sosial. “Efeknya sangat luar biasa, karena bisa memperkeruh suasana,” ujar Ketua IWO Bogor Raya yang juga Pemimpin Redaksi Bogor Bagus.com.

Terkait hal tersebut dirinya bersama insan pers lainnya prihatin dengan semakin banyaknya hoax atau berita bohong yang beredar di dunia maya saat ini, bahkan beberapa pelakunya sudah tertangkap. Penyebaran hoax sangat mudah dan cepat tersebar dimana-mana.

Masalahnya, penyebaran berita hoax bisa menyebabkan kesalahpahaman. Hal-hal yang buruk bila tersebar tanpa konfirmasi, bisa merugikan banyak pihak. Perlu beberapa tips agar masyarakat tidak mudah terprovokasi berita hoax, apalagi saat pemilu pilkada ini sangat riskan kalau awak media juga tidak independen.

“Untuk itu, masyarakat sendiri hendaklah lebih cerdas, tidak perlu ikut komentar yang aneh-aneh di media sosial, kendalikan emosi dan jangan mudah terpancing berita hoax, cermati kebenaran info yang di terima, perbaiki diri sendiri dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang negatif, dan sebarkan hal positif ke sekitarmu dan berhenti share berita atau status yang mungkin memicu perselisihan,” paparnya.

Didin menegaskan, idealnya awak media mau tidak mau harus bekerja sesuai kaidah etika jurnalistik sehingga bisa membantu pihak yang berwajib dalam informasi yang akurat sesuai dengan tupoksinya.

Senada dengan Didin, Sumburi Ibrahim Ketua FPII Korwil Kota Bogor mengatakan, dalam moment pilkada ini saat independensi jurnalis diperlihatkan agar jangan terjerumus dalam politik praktis dalam mendukung Paslon tertentu.

“Jika wartawan sudah tidak independent akan berbahaya bagi sistim demokrasi di Indonesia yang saat ini sedang berjalan,”katanya.

Di era digital saat ini yang terus berkembang wartawan harus menyadari dalam genggamannya mampu merubah dunia. Maka dari itu, setiap informasi yang di sampaikan oleh wartawan kepada publik akan berpengaruh pada masyarakat.

“Sementara untuk masalah berita bohong atau Hoax kita saat ini sama-sama berperang melawan Sosial Media hitam, karena setiap informasi apapun akan sangat cepat di konsumsi publik tanpa klarifikasi kebenaran informasi tersebut. Saya juga sangat mengapresiasi kepolisian yang terus memburu penyebar berita hoax sehingga mampu memberikan efek jera bagi pelaku,” tutup Pimpinan Redaksi bidiknusantara.com ini.

 

 

 

 

Penulis : Ibra Hermawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *