Digelarnya Festival Gunung Puntang, Mendapat Apresiasi Bupati Kabupaten Bandung

oleh
Bupati Kabupaten Bandung, H. Dadang M. Naser SH. Sip. MSi (tengah), saat berbincang dengan pengeras siara diacara Festival Gunung Puntang. Sabtu, 24/03/2018. KONTEN INDONESIA / Utoyo 

KAB BANDUNG  – Bupati Kabupaten Bandung, H. Dadang M. Naser SH. Sip. MSi, mengapresiasi Festival Gunung Puntang yang digagas bersama sebagai momentum lahirnya Radio Komunikasi di Indonesia. Dengan peninggalan sejarah tersebut, semua komunitas radio komunikasi bisa memperingatinya melalui Festival Gunung Puntang.

“Kita harapkan, Festival Gunung Puntang bisa dijadikan agenda tahunan bagi para komunitas radio komunikasi di nusantara. Selain mengingkatkan kita pada lahirnya peradaban komunikasi Indonesia dengan Belanda, bisa juga dijadikan ajang silaturahmi dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Maka festival semacam ini akan turut mendongkrak wisatawan untuk datang, juga meningkatkan nilai ekonomi kepariwisataan, bagi masyarakat Kabupaten Bandung,” ucap H. Dadang, seusai acara festival bertajuk Hallo Bandoeng Netherland Amateur Radio Fair 2018, di Gedong Budaya Sabilulungn (GBS), Soreang. Sabtu, 24/03/2018.

H. Dadang mengatakan, digelarnya Festival Gunung Puntang ini, juga dalam rangka jelang satu abad komunikasi Indonesia – Belanda. Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung bekerjasama dengan ORARI Pusat, Jabar dan Lokal, menggagas kegiatan “Hallo Bandoeng Netherland Amateur Radi Fair” sebagai ajang promosi wisata dan mengenalkan wisata sejarah menajdi event internasional.

“Dengan memanfaatkan wisata sejarah dan panorama alam yang indah, kawasan Gunung Puntang juga memiliki hasil pertanian kopi yang sudah dikenal hingga mancanegara. Hal itu harus didukung dengan sinergitas bersama, antara masyarakat, kelompok tani kebun kopi, dan juga para pengusaha, agar tujuan untuk mendokrak wisatawan bisa berhasil.” katanya.

H. Dadang menambahkan, Kita itu punya alam yang sangat kaya, ada kopi puntang, kopi Malabar juga aneka ragam kuliner khas yang tidak kalah kualitas dan rasanya dengan wilayah lain. Dengan dijadikannya festival Gunung Puntang menjadi agenda tahunan, sudah pasti komuntas ini se Indoensia setiap tahun akan berkumpul di Puntang. Ini harus dijadikan peluang yang baik, karena mereka kan ingin ada kesan dan kenangan setiap tahunnya, juga buah tangan. ungkap Bupati Kabupaten Bandung tersebut, dihadapan ratusan anggotan ORARI se Indonesia.

Senada dengan Bupati Bandung, Ketua Umum Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) Pusat H. Abidin.H.H -YB7LSB mengungkapkan, festival Gunung Puntang menjadi kebanggan tersendiri, karena menurutnya agenda ini baru dilakukan pertama kali di Indonesia, seperti menghidupkan semangat ORARI untuk terus berkarya dan berkiprah untuk bangsa.

“Saya sangat berharap festival ini menjadi agenda tahunan, tidak hanya dilakukan di kabupaten Bandung Jawa Barat saja, tapi bisa digelar juga di Kabupaten dan Provinsi lain di seluruh Indonesia. Gunung Puntang sebagai stasiun pemancar radio pertama turut menjadi saksi lahirnya ORARI di Indonesia, dan kita jangan melupakan sejarah,” imbuhnya.

Kemudian dia mengungkapkan, Gunung Puntang sebagai cikal bakal lahirnya ORARI di Indoensia, kondisinya saat ini hanya tinggal puing-puing bangunan saja. Dia meminta kepada Kementrian Kominfo RI agar bisa membangun kembali stasiun pemancar radio di kawasan tersebut, sehingga selain menjadi objek wisata, Gunung Puntang juga bisa menjadi pusat mengudaranya ORARI ke seluruh Indonesia.

“Saya mohon dengan hormat kepada Bapak menteri Kominfo RI, agar bisa melakukan recovery di Gunung Puntang yang hanya tinggal puing-piung bangunan, sehingga nantinya bisa dijadikan tempat untuk mengudaranya ORARI ke seluruh Indonesia. Selain mempertahankan situ bersejarah, menghidupkan para pengunjung dan yang pasti meningkatkan sector kepariwisataan di Kabupaten Bandung,”harap Ketua Umum Orari Pusat.

Menanggapi hal itu, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara,S.Stat.,MBA mengatakan, Gunung Puntang, menjadi lokasi dibangunanya pemancar radio, yang menghubungkan Benua Eropa dan Asia pada zamannya. Artinya, bangsa Belanda mendirikan stasiun itu bukan hanya sekedar berkomunikasi, melainkan sebagai infrastruktur pendukung atas kekayaan alam yang ada di Indonesia.

“Ini jelas merupakan sejarah nasional yang harus diketahui dari generasi ke generasi. Kami akan bahas untuk ditindaklanjuti mengenai festival gunung puntang sebagai agenda nasional juga untuk pembangunan kembali. Dalam hal ini tidak bisa langsung diputuskan karena harus melibatkan beberapa pihak,” tandas Rudiantara, didamping Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika DR. Ir. Ismail MT.

 

 

 

Penulis : Utoyo
Editor   : Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *