Kabupaten Bandung – Para petani kopi di Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), hingga kini belum pernah tersentuh oleh Pemerintah. Yang hingga saat ini, para petani kopi tersebut tidak pernah mendapatkan bantuan dari pihak Pemerintah Kabupaten ataupun Provinsi, dalam segi modal untuk bertani maupun benih kopi yang di perlukan. ucap A Wasdana, salah seorang petani kopi kepada Kontenjabar.com Senin 24-10-2016.
Padahal kata Wasdana, Para petani kopi di wilayah Kecamatan Kertasari ini, sangat mengharapkan sekali adanya bantuan tersebut demi kelancaran bertani. Lahan yang siap di tanami kopi di kecamatan ini, milik seorangnya ada yang mencapai dua hingga tiga hektare, kalo di gabung atau di jumlah lahan keseluruhannya, hingga kurang lebih mencapai 40 hektre lahan yang siap di tanami kopinya.
Menurut Ia, Tanaman kopi merupakan tanaman yang tumbuh alami di Indonesia, maka hingga sekarang ini, jenis hasil tanaman kopi masih di olah dan juga di budidayakan oleh Masyarakat kecil hingga melibatkan pengusaha-pengusaha besar kopinya. Makanya hingga saat ini, perkebunnan kopi di Indonesia mencakup hingga total wilayah kira-kira 1024 juta hektar, 933 hektar perkebunan robusta dan 307 hektar perkebunan arabika.
Lebih dari 90% lanjut Wasdana, Lahan seluas tersebut di budidayakan oleh para petani skala kecil, dan rata-rata pertanian di Indonesia memproduksi kopi robusta, dan sebagian kecil lainnya adalah produksi arabika dan kopi olahan khas. Hingga saat ini, Lima Provinsi penyumbang kopi terbesar di Indonesia, adalah Bengkulu, Lampung, Aceh, Sulawesi selatan dan Sumatra utara.
Indonesia dikatakan Wasdana, Merupakan Negara produksi kopi keempat terbesar dunia, di tambah Brazil, Vietnam, dan Colombia. Yang total ekspor produksi kopinya sekitar 67 persen, sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, kini, Kopi pun hingga menjadi industri unggulan di Indonesia yang menjanjikan, tidak hanya itu, Kopi juga merupakan penghasilan devisa terbesar keempat di Indonesia setelah minyak sawit dan karet. Apalagi saat ini tren kopi di Masyarakat semakin meningkat drastis, sehingga kopi olahan pun hampir ada di setiap daerah di Indonesia.
Makanya pihak Pemerintah terkait harus memperhatikan segi pengembangannya, dan juga harus mempertahankan jenis pertanian kopi tersebut, jangan sampai di pandang sebelah mata, karena bisa menjadikan suatu penghasilan yang sangat jelas. (Supriyanto)