PURWAKARTA – Bertempat di aula Hotel Harper Purwakarta, Kamis 13/09/2018, Finland University menggelar sesi dengar pendapat (sharing and hearing : red) dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Purwakarta, H. Purwanto, mantan Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi yang turut terlibat dalam kapasitasnya sebagai penggagas pendidikan berkarakter di Purwakarta.
CEO Finland University, Pasi Kaskinen dalam paparannya menjelaskan bahwa sebelum pelaksaan sesi dengar pendapat pihaknya terlebih dahulu telah menganalisis penerapan pendidikan berkarakter di Purwakarta, langkah tersebut dilakukan sejak bulan Februari hingga Agustus kemarin
“Kami berkeliling ke sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta. Hasilnya adalah kami menemukan kesamaan pola antara penerapan pendidikan karakter di Purwakarta dan Finlandia. Sesuatu yang membuat kami kagum,” terang Pasi.
Apa saja kesamaan pola yang ditemukan di Purwakarta ?, Pasi menjelaskan diantaranya adalah konsep pendidikan yang menyenangkan untuk para siswa. Menurutnya, konsep pendidikan di negaranya tidak pernah membebani pelajar. Para pelajar sangat bahagia saat menerima pelajaran.
“Pendidikan di Purwakarta hampir sama dengan di Finlandia. Pelajar Purwakarta bahagia, pelajar Finlandia pun begitu. Fokusnya juga kepada keterampilan dan kemampuan pelajar,” ujarnya.
Adapun kesamaan lain yang ditemukan Finland University di Purawakarta yakni aspek kurikulum. Dijelaskannya kalau di Finlandia, pelajaran yang masuk dalam kurikulum disesuaikan dengan sekolah setempat. Purwakarta pun melakukan hal yang sama dengan menerapkan kurikulum sesuai dengan karakter wilayah.
“Jadi, antara satu sekolah dengan sekolah yang lain ada perbedaan, sesuai karakter wilayah,” ujarnya.
Bicara pendidikan karakter, Selama dua periode kepemimpinan Dedi Mulyadi sudah memberlakukan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD sampai SMA. Sebelum akhirnya, sekolah tingkat SMA diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi.
Finlandia,Menurut Dedi merupakan contoh konkret pemberlakukan pendidikan karakter dalam sebuah negara. Karena itu, kemantapan strategi penerapan tersebut penting diberlakukan di Purwakarta.
“Sekarang sangat jarang sekali para orang tua mengajarkan pendidikan aplikatif di rumah. Mereka lebih berorientasi mencari guru les. Sementara, aspek keterampilan kurang diajarkan,” papar Dedi
Dedi melihat bahwa kekosongan peran tersebut harus diambil alih oleh pihak sekolah. Sehingga, pendidikan di sekolah berhasil membentuk watak dan kreativitas para pelajar yang diyakininya akan menghasilkan produktivitas.
“Saat selesai acara Pembukaan Asian Games 2018, kita melihat orang jepang memungut puntung rokok. Itu karakter, anak-anak kita harus begitu, ada kepedulian terhadap lingkungan,” ujarnya.
kerumitan teori dalam pendidikan Dedi tegaskan bahwa itu tidak akan melahirkan apapun. Sebaliknya, pola pendidikan sederhana dengan melakukan fokus pada peningkatan kemampuan pelajar lebih dibutuhkan.
“Pendidikan harus sederhana, enggak boleh rumit. Anak-anak belajar menenun, memasak dan mencuci, itu pendidikan. Kemudian, aplikasi dari pelajaran itu lebih dibutuhkan dibanding pendalaman teori,” katanya.
Penulis : M. Dofir Ibrahim.
Sumber : Humas Pendidikan Purwakarta