JAKARTA – Sejumlah ulama, Kyai, Habaib, santri, tokoh aktivis serta purnawirawan Jendral TNI hari ini, selasa 2/10/2018 menggelar Haul akbar mendoakan jasa-jasa pahlawan revolusi dan para Syuhada atas pengkhiatan dan kekejaman PKI di Monumen Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Ketua panitia Haul, Habib Muhsin A.Alattas.Lc dalam sambutannya mengajak lintas generasi khususnya generasi muda agar mengerti dan memahami tentang ideologi komunis yang sangat berbahaya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peristiwa makar PKI pada september 1948 dan tahun 1965 serta atas dasar peristiwa tersebut ditetapkan tanggal 1 oktober sebagai hari kesaktian pancasila yang saat ini sudah mulai dilupakan.
“Kita harus berpegang pada undang-undang 1945 asli khususnya undang-undang dasar 1945 sesuai dengan dekrit presiden 5 juli 1959, setiap ideologi yang bertentangan dengan ketuhanan yang maha esa tidak boleh hadir atau berada di NKRI,” tegas Habib Muhsin.
Mengenai wacana rekonsiliasi, Habib Muhsin katakan jika hal tersebut tidak perlu dilakukan.
“Wacana rekonsiliasi tidak perlu dilakukan karena secara alami anak keturunan PKI sudah memasuki atau berada dalam berbagai kehidupan masyarakat seperti pengusaha, pegawai negeri, dan anggota legislatif,” terangnya.
“Permintaan maaf pemerintah, lanjut habib Muhsin, kepada keluarga PKI tidak bisa diterima dan harus ditolak karena penyebab peristiwa tersebut adalah PKI sendiri,” ungkapnya.
Sebagai bentuk antisipasi terhadap munculnya kembali gerakan PKI, Habib Muhsin mengatakan perlunya Jihad konstitusi untuk selalu membela dan menegakkan kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) berdasarkan undang-undang 1945 asli dan pancasila.
Selain Habib Muhsin, hadir juga Habib Ali, Mayjend TNI (Purn) Kizlan Zen, Brigjend TNI (Purn) Adityawarman, Mayjend TNI (Pur) Tatang Zaenudin, Dr. Toha Abas dan sejumlah tokoh lain. Kivlan Zen, dalam sambutannya juga dengan panjang lebar menceritakan sejarah kekejaman PKI dan mengajak bersama menolak kebangkitan PKI.
Reporter: M. Dofir Ibrahim