PURWAKARTA- Sesuai dengan tuntutan aturan proses belajar mengajar, aktivitas implementasi pendidikan berkarakter terintegrasi dalam KBM sesuau acuan Perpres 87 tahun 2017 dan Perbub 69 tahun 2015, SMPN 1 Plered Purwakarta tahun pelajaran 2018- 2019 berjalan cukup sangat baik. Terimplentasi dalam berbagai bentuk aktivitas kegiatan baik disekolah maupun dirumah yang semuanya terus dalam pengawasan guru dan mendapat point, sehingga apapun yang di lakukan oleh siswa dapat dilihat dalam buku catatan khusus.
“Dalam catatan buku saku, disitu ada kasta- kasta untuk peraih bintang. Namanya bintang karakter. Yang terbagi menjadi lima kasta. Pertama bintang muda dengan Point 200, kedua ada bintang taruna 300 point, ketiga bintang madya 500 point, keempat bintang dewasa 700 point dan kelima ada bintang utama”, terang Amat Khoiri, Wakil kepala sekolah SMPN 1 Plered, senin 18/2/2019.
“Bukan hanya berhenti sampai disitu, lanjut Amat, Jika sudah memperoleh bintang utama selanjutnya ada bintang Garuda, dengan rincian 1500 mendapat gelar garuda 1, Kemudian garuda utama dengan point 2000”, jelasnya.
“Isinya bukan hanya plus ya, tetapi ada juga minus apabila mereka para siswa melanggar”, ungkap Amat.
Lantas darimana ide sebagai bentuk realisasi penjabaran pembelajaran pendidikan karakter SMPN 1 Plered tersebut, muncul ?.
“Selama kepemimpinan pak Dindin Wakhyudin jujur saja banyak kemajuan yang saya rasakan, contoh lingkungan sekolah, gedung terlihat bagus, sekolah terasa sejuk karena banyak tumbuh tanaman, lebih sinerginya semua komponen sekolah, dan yang benar-benar kami rasakan adalah cara membimbing beliau persis seperti seorang ayah terhadap anak. Dengan demikian Kenyamanan terasa, bahkan ibarat ada anak salah beliau menganggap bahwa yang bersalah adalah ayah, karena kurang atau tidak maksimal dalam membimbing anak. Dengan cara mendidik seperti beliau, prestasi SMPN 1 Plered menjadi jauh lebih baik”, terang Amat.
“Progresnya semua terdokumentasi, mulai dari bangunan gedung, taman, lapangan, sarpras, termasuk penghijauan, bahkan mungkin kami satu-satunya sekolah diluar kota kabupaten yang siap melaksanakan UNBK secara mandiri”, ungkapnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Nanang Suryana wakil kepala bidang kesiswaan. Nanang mengakui jika selama kepemimpinan kepala sekolah Dindin Wakhyudin SMPN 1 Plered mengalami kemajuan pesat.
“Hal utama yang beliau lakukan adalah rasa kekeluargaan, tidak pernah menonjolkan jubah kebesarannya sebagai kepala sekolah. Jadi semua guru merasa nyaman tetapi tetap tegas dan menjunjung tinggi aturan”, tegas Nanang.
“Beliau sangat peduli lingkungan, tidak sekedar memerintahkan tetapi mengajak dan mencontohkan, bahkan beliau sering sampai harus manjat pohon atau atap bangunan sekolah”, papar Nanang.
“Sama semua akrab, tetapi lebih akrab lagi dengan penjaga sekolah dan tukang kebun”, bebernya.
Pada kamis tanggal 7 februari 2019 yang lalu Dindin atas keputusan dinas pendidikan kabupaten Purwakarta harus dirotasi menerima tugas baru sebagai kepala sekolah disekolah lain, lalu apa komentar Dindin yang harus meninggalkan sekolah yang beberapa tahun dikomandoinya.
“Saya ini Abdi Negara, harus siap ditugaskan dimanapun dan kapanpun, saya hanya berusaha dan berdoa dimanapun saya ditugaskan dapat membawa kemaslahatan khususnya bagi dunia pendidikan. Saya berharap dan yakin jika pengganti saya di SMPN 1 Plered akan membawa sekolah lebih baik dan lebih berprestasi”, Pungkas Dindin.