Cuaca Ekstrem dan Ayam Petelor Mati, Peternak Keluhkan Aktivitas Dinas Peternakan

oleh
Didin SH, salah seorang peternak ayam petelur di Desa Sukahurip, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, yang alami kerugian akibat rutinnya kematian ayam, saat memberi pakan ayam petelor di kandangnya, Jum’at 21 Juli 2017. Konten Jabar / Sendi F . Wawan K

CIAMIS  – Dampak cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini, tampaknya mulai di rasakan oleh para peternak ayam petelur yang khususnya di daerah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (Jabar). Karena sudah sebulan kebelakang ini, setiap harinya ada satu hingga dua ekor ayam petelur yang mati di tiap kandang para pemiliknya akibat dampak cuaca buruk. Tidak hanya itu, produktivitas hasil telornya juga menurun hingga kurang lebih 50 persen, akibatnya para peternak ayam petelor tersebut mulai alami kerugian.

Hal tersebut di ungkapkan Didin SH, Salah seorang peternak ayam yang merasakan dampak cuaca buruk tersebut di Desa Sukahurip, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, ketika di temui awak media di kandang ayam petelor miliknya, Jum’at 21 Juli 2017. Menurut Didin, setiap hari ayam petelor di kandang miliknya selalu ada yang mati. Untuk mencegah segala kemungkinan menularnya ke ayam lainnya, setiap ayam yang mati itu langsung di bakar.

“Kematian ayam yang seolah rutin itu terjadi sejak sebulan terakhir karena seiring terjadinya cuaca ekstrem. Banyak ayam yang tak kuat udara di ngin akibat hujan, dan ayamnya hingga terserang flu. Meski telah di vaksin, setiap hari tetap saja ada ayam yang mati,” ungkap Didin, saat di temui di kandang ayam miliknya, Jum’at 21 Juli 2017.

Bahkan Dididn berujar, bukan hanya itu saja, dampak terjadinya cuaca ekstrem juga membuat produktivitas bertelurnya ayam menurun hingga 50 persen. Dalam kondisi normal, setiap harinya dari 2000 ekor ayam, bisa menghasilkan 80 Kg hingga 100 Kg telur. Kini hanya bisa menghasilkan 30-40 Kg saja.

“Banyaknya ayam yang mati dan menurunnya produktivitas telur, membuat para peternak alami kerugian hingga jutaan rupiah. Saya dan peternak lain hanya bisa pasrah saja, sambil menunggu arahan dari Dinas Peternakan yang tidak pernah sekalipun turun meninjau langsung untuk memberikan arahan dan solusi kepada kami,” tandasnya.

(Sendi Fitriana / Wawan Kurniawan)

Editor : Deni

 

 

Kontenjabar.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *