Memasuki Bulan Suci Ramadhan, Harga Bahan Pokok Di Kota Depok Masih Stabil 

oleh

 

Kania Parwanti, Kepala Disdagin Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), saat menerangkan kondisi harga bahan pokok di ruang rapat Kantor Disdagin. KONTEN INDONESIA / Tineke Nicolas 

KOTA DEPOK – Memasuki Bulan Suci Ramadan, harga bahan pokok di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) masih belum mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut berdasarkan pantauan yang rutin dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok di lima pasar tradisional yang dikelola Pemerintah.

“Pada dasarnya, bahan pokok yang kami pantau adalah yang memiliki Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni beras, daging, minyak goreng, dan gula pasir,” kata Kania Parwanti, Kepala Disdagin Kota Depok saat dikunjungi Kontenindonesia.com diruang kerjanya. Rabu, 16/05/2018.

Kania mengatakan, untuk beras yang kualitas medium harganya masih stabil, yaitu Rp 9.141/kg, daging sapi murni Rp 111.964/kg, daging ayam broiler Rp 61.929/ekor. Sedangkan untuk telur ayam broiler Rp 22.767, minyak goreng curah Rp 11.157/liter dan gula pasir Rp 12.583/kg.

“Untuk bawang merah juga belum mengalami kenaikan yang drastis, yakni di harga Rp 32.680/kg dari harga sebelumnya Rp 32.332/kg, bawang putih Rp 31.619/kg yang sebelumnya Rp 32.553/kg, dan cabai merah keriting Rp 35.646/kg dari harga sebelumnya Rp 36.062/kg,” katanya.

Kania menjelaskan, beberapa pekan lalu memang harga cabai sempat mengalami kenaikan. Namun, saat ini harga cabai sudah mengalami penurunan kembali.

“Harga cabai ini bergantung pada kondisi tanam dan panen. Jadi, meskipun pada Bulan Ramadan tidak berpengaruh, dan kalau ada kenaikan, itu pun belum telalu tinggi dan masih dalam tingkat yang wajar,” terangnya.

Kania menambahkan, guna mengatisipasi kenaikan harga jelang Ramadan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif. Yang diantaranya menggelar operasi pasar murah, dan juga melakukan pemantauan harga secara ketat.

“Kalau ada harga eceran yang tinggi kita cek, berapa lama naiknya, cek dimana supliernya apakah kurang atau tidak di suplier, seperti itu,” tandasnya.

 

 

 

Penulis : Tineke Nicolas
Editor   : Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *