Waspada!!! Berikut 6 Bahaya Menahan Rasa Ingin Kencing

oleh
Seorang wanita yang tampak menahan rasa ingin kencing. Foto : Ilustrasi Istimewa

KONTENINDONESIA.COM – Karena sesuatu hal, terkadang seseorang terpaksa menahan rasa ingin buang air kecil. Namun, jika menjadi suatu kebiasaan menahan buang air kecil, itu bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Kandung kemih yang sehat diketahui dapat menahan sekitar 400-500 ml air urine, atau sekitar dua gelas urine sebelum mencapai kapasitas maksimalnya. Ketika kandung kemih ini terisi sekitar setengahnya dengan cairan, ia akan mengirimkan sinyal ke otak, bahwa sudah waktunya untuk buang air kecil.

Otak menciptakan keinginan untuk buang air kecil sambil menyuruh kandung kemih untuk bertahan. Karena terkadang seseorang perlu menahan kencing. Sebenarnya, tidak ada aturan tegas tentang seberapa lama seseorang aman untuk menahan kencing. Beberapa orang mungkin lebih rentan terhadap efek samping menahan kencing daripada yang lain.

Berikut beberapa efek samping atau bahaya potensial dari seringnya menahan kencing:

1. Sebabkan Rasa Nyeri

Melansir Medical News Today, orang yang secara teratur mengabaikan keinginan untuk buang air kecil mungkin akan merasakan sakit di kandung kemih atau ginjal.

Ketika seseorang akhirnya mencapai kamar mandi, buang air kecil juga bisa menyakitkan. Otot-otot juga mungkin tetap mengepal sebagian setelah urine dikeluarkan, yang dapat menyebabkan kram panggul.

2. Sebabkan Infeksi Saluran Kemih ( ISK)

Dalam beberapa kasus, menahan kencing terlalu lama maupun terlalu sering dapat menyebabkan bakteri berkembang biak. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).

Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menahan buang air kecil menyebabkan ISK, tetapi banyak dokter menyarankan untuk menghindarinya, terutama jika seseorang memiliki riwayat ISK.

Orang yang tidak minum cukup cairan lebih mungkin mengembangkan ISK karena kandung kemih tidak memberi tahu tubuh untuk cukup sering kencing.

Hal itu dapat menyebabkan bakteri menyebar melalui saluran kemih, yang menyebabkan infeksi. Gejala infeksi saluran kemih yang bisa muncul di antaranya yakni:

3. Sebabkan Peregangan Kandung Kemih

Dalam jangka panjang, menahan kencing secara teratur dapat menyebabkan kandung kemih meregang. Hal ini mungkin membuat kandung kemih sulit atau tidak mungkin untuk berkontraksi dan mengeluarkan kencing secara normal.

Jika seseorang memiliki kandung kemih yang meregang, tindakan ekstra, seperti kateter mungkin akan diperlukan.

4. Sebabkan Kerusakan Otot Dasar Panggul Hingga Inkontinensia Urine

Sering menahan kencing dapat pula merusak otot dasar panggul. Salah satu otot ini adalah sfingter uretra yang menjaga agar uretra tetap tertutup, untuk mencegah kebocoran urine.

Alhasil, merusak otot ini dapat menyebabkan inkontinensia urine. Di mana, penderitanya bisa mengeluarkan urine tanpa disadari. Melakukan latihan dasar panggul seperti Kegels dapat membantu memperkuat otot-otot ini dan mencegah kebocoran atau memperbaiki kehilangan otot.

5.Picu Batu Ginjal

Menahan kencing dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal pada orang dengan riwayat kondisi tersebut atau orang yang memiliki kandungan mineral tinggi dalam urine mereka.

Kencing sering kali mengandung mineral seperti asam urat dan kalsium oksalat.

6. Picu Retensi Urine

Kebiasaan menahan kencing juga dapat menyebabkan retensi urine. Retensi urine adalah kondisi di mana kandung kemih tidak dapat mengosongkan diri sepenuhnya karena tersumbatnya aliran urine yang bebas melalui kandung kemih dan uretra.

Melansir Health Line, kandung kemih adalah bagian dari sistem kemih. Itu terhubung melalui ureter ke ginjal. Dalam kasus yang jarang terjadi, urine dapat kembali ke ginjal dan menyebabkan infeksi atau kerusakan ginjal.

Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti pembesaran prostat atau kandung kemih neurogenik akibat kerusakan saraf, dapat menyebabkan retensi urine yang tidak disengaja.

Penyumbatan pada saluran kemih atau otot kandung kemih yang melemah dapat mencegah kandung kemih untuk sepenuhnya kosong. ***

Sumber : Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *