Ciamis – Ironis duit Bantuan Siswa Miskin (BSM) murid kelas 13 SMPN 1 Cihaurbeuti yang semestinya di pergunakan agar murid tidak putus sekolah dipotong untuk pembelian komputer per siswa Rp 375 ribu dari Rp 750 ribu, serta di pungli atas nama Infak, hingga jumat (30/9/2016) sekolah tetersebut disidak Komisi 4 DPRD Ciamis.
Kepsek, Djanan Junaedi memohon maaf dan mengakui kesalahan teknis (penerima BSM mengambil ke Bank didampingi dan diarahkan untuk langsung bayar lunas Rp 375 ribu beserta infak) kepada Syarif Sutiarsa dan Imran (perwakilan Komsi 4), Djanan bersama Ketua Komite orang tua siswa, Toha Sopandi menuturkan sekolah memerlukan keuangan untuk pra Ujian Nasional (UN), komputer, dan gelar budaya akhir tahun.
280 orang siswanya akan mengkuti UN tahun ini harus menggunakan komputer, sementra sekolah baru memiliki 20 unit komputer saja itupun dibeli dengan dana talang peribadi, “Kami bersama Komite dan orang tua murid telah mengadakan rapat, ada daftar hadir serta notulennya”, ujar Djanan menjelaskan bantahan telah memotong sefihak duit BSM karena telah sesuai mekanisme dirapatka dan disepakati orang tua murid, walau komisi 4 dan awak media memiliki kwetansi pembayaran tertanggal 26 September 2016 tertulis titipan komputer, Kepsek membantah itu titipan tetapi tabungan siswa, direncanakan duit dari urunan siswa untuk membeli 50 unit komputer @ Rp 4 juta, pembayaran dari siswa ditetapkan terkumpul sampai kurun waktu 3 bulan, tentang dana infak dari para siswa adalah untuk kegiatan sosial didalam maupun keluar yang biasa digelar saban tahun per tanggal 25 Ramadhan.
Syarif dan Amran menuturkan sidak mereka hari itu lantaran informasi SMPN 1 potong BSM untuk Komputer adalah janggal, maka Komisi 4 menginginkan penjelasan pihak sekolah, inisiatif siapa, sesuai mekanisme atau tidak, dan temuan hari itu akan dijadikan bahan Dengar Pendapat bersama Pemerintah daerah.
Pada kesempatan itu Komisi 4 menekankan agar pihak sekolah lebih cerdas mendulang pendanaan untuk sukses dan keberlangsungan peroses pendidikan karena banyak kebutuhan yang tidak terkaper oleh BOS, ”Bantuan apapun dari pemerintah untuk murid biarkan bawa dulu kerumah” Amran mengarahkan kepada Kepsek.
Sementara itu via phonsel Kontenjabar.com mengkonfirmasi tentang dana talang pembelian komputer, Kepsek menjelaskan sebetulnya itu dana infak alumni dibelikan komputer yang disimpan di kas nantinya di bayar oleh orang tua murid, “Andai tidak dibayarpun kan itu dana infak alumni tidak apa-apa, nanti pun alumni berinfak lagi” jawab Djanan dibalik phonsel. (abraham)