Terlindas Truk Mixer PT. APD Saat Beristirahat, Korban Tuntut Pertanggung Jawaban

oleh
Nasim (43), yang menjadi korban dan mengalami luka dalam cukup parah di bagian pinggangnya, akibat terlindas truk mixer PT. ADP saat beristirahat menunggu antrian bongkar barang dilokasi PT tersebut, saat terbaring di salah satu tempat pengobatan alternatif patah tulang. KONTEN INDONESIA / Frans Wiranta

KAB KARAWANG – Seorang pengemudi truk Semen Garuda yang diketahui milik PT. Juishin bernama Nasim (43), nyaris tewas saat beristirahat menunggu antrian bongkar barang dilokasi PT. Adhimix Precast Dawuan akibat terlindas truk mixer milik PT. Adhimix Precast Dawuan. Selasa 17/04/2018.

Saat ditemui awak media disalah satu tempat pengobatan alternatif patah tulang didaerah Cikopo, Cikampek termasuk Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar). Nasim, yang tercatat sebagai warga Pasir Congcot, Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang itu, menuturkan kronologis kejadian pada waktu dirinya terlindas truk mixer tersebut.

“Sebelum kejadian pada saat itu sekitar pukul 23:00 WIB, ketika Saya tengah istirahat tiduran sambil menunggu antrian bongkar di bengkel Adhimix, dan posisi tidur saya waktu itu terhalang oleh mobil yang mogok yang ada dalam bengkel, namun tiba-tiba entah darimana datangnya, ada truk mixer yang melaju mundur lalu menggilas pinggang saya,” kata Nasim, seraya meringis menahan rasa sakit dipinggangnya, ketika dijumpai ditempat pengobatan tersebut belum lama ini.

Saat itu dikatakan Nasim, saya sempat berteriak memberitahu sopir mixer yang melindas saya, sopir itu juga sempat memajukan truknya. Namun entah kenapa, malah memundurkannya kembali, saya pun teriak untuk kedua kalinya dan barulah sopir truk mixer itu menghentikan laju truknya, dan langsung turun membawa saya ke tempat pengobatan ini.

“Saya sekarang bingung bagaimana membayar biaya pengobatan luka saya ini, siapa yang menanggung? Sedangkan dari pihak management Adhimix hingga ke sebelas hari ini saya di rawat, satu orang pun belum ada yang menjenguk, kalau sopir yang melindas saya memang sempat datang membawa uang Rp.1000.000, tapi saya tolak karena itu tak cukup untuk membayar pengobatan saya disini yang sudah mencapai angka Rp. 5.750.000. Sementara ini biayanya ditalangi dulu oleh management tempat saya bekerja, itu pun entah potong gaji atau tidak saya blm tahu.” tutur Nasim.

Pada saat yang sama, Denis FW, Ketua Umum LSM GARDA RI, yang diminta mengawal kasus tersebut oleh pihak keluarga korban mengatakan, sangat menyayangkan sekali terhadap sikap Management PT. Adhimix Precast Dawuan, yang terkesan tidak mempunyai rasa kemanusiaan.

“Saya sangat menyayangkan sikap management PT. Adhimix Precast Dawuan, seperti tidak bertanggung jawab dan tidak mempunyai rasa pri kemanusiaan, bisa juga dibilang sadis. Ketika ada kecelakaan pekerja dilingkungan perusahaannya, malah terkesan cuex bebek seperti tidak ada masalah, padahal jalas-jelas truk yang menggilas dan hampir merenggut nyawa korban, itu adalah miliknya. Tapi jangankan bertanggung jawab membiayai pengobatan, menjenguk pun tidak.” tegas Denis.

Kasus ini, dikatakan Denis, akan kami kawal hingga pak Nasim (korban), mendapatkan haknya sebagai korban dari kecelakaan kerja ini. Apalagi pak Nasim sebagai tulang punggung keluarganya dalam mencari nafkah. Apa jadinya bila beliau menderita cacat permanen akibat kejadian ini??? PT. Adhimix Precast Dawuan harus ikut bertanggung jawab penuh dalam kejadian ini.” katanya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT. Adhimix Precast Dawuan belum dapat dikonfirmasi.

 

 

 

Penulis : Frans Wiranta
Editor   : Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *