Luput Dari Pengawasan Petugas, Judi Online Di Kota Banjar Menjalar Dikalangan Masyarakat

oleh
Tidak ada tindakan dan sanksi keras. Judi Online semakin marak dikota Banjar. Konten Jabar / Foto Istimewa
Tidak ada tindakan dan sanksi keras. Judi Online semakin marak dikota Banjar. Konten Jabar / Foto Istimewa

BANJAR – Semakin canggihnya teknologi pada saat ini, membuat siapapun dengan mudah mengakses hal apapun yang ingin diketahui hanya dengan duduk didepan komputer atau gadget. Namun, kecanggihan teknologi tersebut tak selamanya dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk melakukan hal positif.

Di kota Banjar Jawa Barat misalnya, hampir disetiap sudut kota dan pedesaan, warung internet (Warnet) tak pernah sepi pengunjung, dari anak-anak usia sekolah hingga orang lanjut usia, setiap hari tampak lalu lalang masuk kesebuah warnet.

Namun sayang, tujuan mereka memasuki warnet bukanlah untuk mengakses informasi ataupun mempelajari hal-hal baru yang positif, kebanyakan dari mereka sengaja berada berjam-jam didalam bilik warnet adalah untuk berjudi secara online.

Seorang pemuda sebut saja Boy (22) mengatakan alasanya melakukan judi secara online, lantaran dirinya tak memiliki pekerjaaan. Boy lebih memilih menghabiskan waktunya didepan komputer sekedar mengadu nasib, meski tak jarang dirinya pun kalah dari para lawan mainnya. Alhasil, selain harus membayar sewa komputer, Boy juga harus rela kehilangan uang karena kalah taruhan.

“Sampai saat ini saya belum menikmati hasil apapun dari judi online ini, meski sering kalah, tapi saya asyik aja itung-itung hiburan untuk menghilangkan kepenatan,” Ujarnya.

Ironisnya, para penjudi online yang didominasi kalangan remaja ini, sengaja meminta uang sebagai modal kepada orang tuanya dengan berbagai alasan. Hingga saat ini, belum ada tindakan apapun dari pihak kepolisian ataupun instansi yang berwenang dengan semakin maraknya perjudian berbasis online tersebut.

Asep, seorang pemilik warnet mengaku kesulitan jika harus mengawasi para pelanggannya satu-persatu, apalagi harus melarang mereka untuk berjudi online.

“Warnet saya dibuat berpetak-petak, jadi saya tidak bisa dengan jelas mengawasi penggunanya. Mungkin kedepannya saya akan membongkar sekat-sekat yang bada diwarnet saya,agar lebih bisa mengawasinya,” Ujar Asep.

Diakuinya, seorang tokoh masyarakat yang tinggal tak jauh dari tempat tinggal sekaligus lokasi warnetnya, pernah menegur dan meminta agar dirinya bisa mengantisifasi dan mencegah hal-hal yang berkaitan dengan pornografi serta perjudian online ditempat usahanya. Hal tersebut pun ditanggapinya dengan memasang tulisan-tulisan berupa himbauan untuk tidak melakukan browsing yang berkaitan dengan pornografi ataupun  judi online. (Dodi Budiana)

Editor : Hens Pradhana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *