
PEMALANG – Penggunaan atau pengalokasian anggaran Dana Desa (DD) dinilai perlu adanya pengawalan yang cukup ketat. Menurut Peraturan Menteri (Permendes Nomor 19 Tahun 2017), telah mengatur secara detail tentang prioritas penyelenggaraan DD Tahun anggaran 2018.
Penetapan prioritas penggunaan DD tersebut, bertujuan sebagai pedoman dan acuan bagi penyelenggara kewenangan. Acuan bagi pihak Pemerintah dalam memberikan anggaran tersebut ke tingkat daerah Kabupaten / Kota, dalam menyusun pedoman teknis Penggunaan DD antara lain, Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan dibidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan masyarakat desa.
Prioritas Penggunaan DD diutamakan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang bersifat lintas bidang. Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain, bidang kegiatan produk unggulan Desa atau kawasan perdesaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) atau BUM Desa Bersama, Embung, dan juga sarana olahraga desa sesuai dengan kewenangan desa.
Pembangunan sarana olahraga Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), merupakan unit usaha yang dikelola oleh BUM Desa atau BUM Desa Bersama. Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagai mana dimaksud ayat (1), wajib dipublikasikan oleh Pemerinth Desa kepada masyarakat Desa diruang publik yang dapat diakses masyarakat Desa.
Desa Simpur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng), diketahui telah mengerjakan anggaran DD Tahun 2018, dalam segi rabat beton di Jalan Krikil Barong. Pekerjaan rabat beton itu dikerjakan secara swakelola oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), dengan ketua berinisial “M”. Pekerjaan yang dimulai sejak awal Juli 2018 lalu itu, disinyalir terkesan asal-asalan serta tidak sesuai RAB dan aturan, sehingga banyak ditemui jalan yang sudah rusak (retak).
Poniman, Kepala Desa Simpur tersebut mengatakan, memang sudah banyak yang rusak, Saya tidak tau pekerjaan dan teknisnya. Karena semua pekerjaan itu dikerjakan oleh pihak TPK, kalau kurang tebal, rusak dan pecah memang iya. Tapi semua dana anggaran untuk pekerjaan rabat beton sudah sepenuhnya kami keluarkan. papar Poniman, kepada wartawan Kontenindonesia.com.
Terpisah, seorang warga Desa Simpur juga mengatakan, rabat beton itu memang kontruksinya tidak dengan tingkat kemiringanya, karena bila dilewati dari atas terlalu curam. Sehingga banyak yang jatuh saat melewatinya, Saya saja pernah jatuh dua kali (kecelakaan). imbuh seseorang yang enggan di publikasikan namanya itu.
Tidak hanya itu, seorang pemilik rumah diarea pekerjaan rabat beton yang juga pernah ikut bekerja pada proyek tersebut menjelaskan, memang Mas, pekerjaan itu kurang sesuai. Masa baru beberapa bulan saja sudah mulai rusak. Kemungkinan itu pasti kekurangan semen dan tidak memakai alas plastik, atau juga material yang digunakannya tidak berkualitas. ujarnya.
Reporter : Leo Andri Budi Santoso
Editor : Deni