JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi penandatanganan nota kesepahaman bersama tentang kerjasama di bidang pertambangan bijih nikel, antara PT Sulsel Citra Indonesia (PERSERODA), PT BDER Ventures Indonesia, PT Permata Ramadhany Indonesia, dan PT Lawu Agung Niaga. Melalui nota kesepahaman ini, para pihak tersebut sepakat untuk memanfaatkan potensi nikel Indonesia untuk sebesarnya kemakmuran masyarakat Sulawesi Selatan pada khususnya maupun perekonomian Indonesia pada umumnya.
“Nikel merupakan harta karun berharga bagi bangsa Indonesia, yang harus dimanfaatkan sebesarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, besarnya potensi nikel Indonesia harus didukung tata kelola yang baik oleh berbagai perusahaan pengolah nikel, sehingga bisa memberikan nilai ekonomi berkelanjutan bagi rakyat,” ujar Bamsoet usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman bersama tentang kerjasama di bidang pertambangan bijih nikel, antara PT Sulsel Citra Indonesia (PERSERODA), PT BDER Ventures Indonesia, PT Permata Ramadhany Indonesia, dan PT Lawu Agung Niaga, di Jakarta, Sabtu (1/4/23).
Turut hadir antara lain, Direktur Utama PT Sulsel Citra Indonesia (PERSERODA) Yasir Susanto Machmud, Direktur Utama PT BDER Ventures Indonesia Junaidi Elvis, Direktur Utama PT Permata Ramadhany Indonesia Mujiburrahman, Direktur Utama PT Lawu Agung Niaga Ofan Sofyan.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, perhatian pada pengelolaan sumber daya alam sebagai salah satu dimensi pembangunan menjadi penting. Khususnya bagi Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang begitu berlimpah. Indonesia dikenal sebagai penghasil nikel terbesar di dunia.
“Tahun 2021, produksi nikel Indonesia mencapai 1 juta metrik ton. Diperkirakan 37,04 persen nikel di dunia berada di Indonesia. Sebanyak 90 persen cadangan nikel Indonesia tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, menurut data LPEM FEB UI yang diolah dari Nickel Institute pada 2021, Indonesia menjadi negara kedua setelah Australia dengan sumber daya nikel terbesar di dunia, yakni 33,3 juta ton atau 11 persen. Rusia di posisi keempat dengan 24,4 juta ton atau 8 persen. Sementara dalam cadangan nikel di dunia, Indonesia ada di urutan pertama dengan 21 juta ton atau 23,7 persen.
“Sementara menurut Minerba One Data Indonesia Kementerian ESDM, pada 2021, produksi feronikel yakni 1,6 juta ton dengan penjualan 1,03 juta ton. Sementara nikel pig iron diproduksi 664.746,8 ton dengan penjualan 73.562,2 ton. Adapun nikel matte diproduksi sebanyak 82.564 ton dengan penjualan 69.620,6 ton,” pungkas Bamsoet.
Editor: Jajang N ( Janur)