KAB TASIKMALAYA – Uang saku yang diperuntukkan bagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) di wiliyah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), diduga terjadi pemotongan.
Anggota KPPS di Kecamatan Sukaraja tersebut yang sempat mengikuti Bimtek dan seharusnya menerima uang saku atau transport per anggota sebesar Rp.150.000, diduga malah di sunat senilai Rp 50.000 oleh seseorang. Sehingga sebanyak 1008 anggota KPPS hanya menerima Rp. 100.000 per orang.
“Saya hanya menerima uang saku sebesar Rp. 100.000, namun ketika tanda tangan kehadiran, disitu ada tulisan angka Rp. 150.000 per orang,” ungkap salah seorang anggota KPPS yang enggan disebutkan namanya, yang mengikuti salah satu acara Bimtek. Jum’at 02/02/2024.
Sementara itu, Ketua KPPS Kecamatan Sukaraja berinisial AS, saat di konfirmasi mengatakan, semua pesertanya ada sebanyak 1008 orang, kami potong Rp. 50.000 per orang, dan itu semua untuk dana cadangan Bimtek ke 2 karena anggaran Bimtek tidak ada.
“Memang betul semua peserta ada sebanyak 1008, kami potong 50 Ribu Rupiah per orang, hal tersebut untuk dana cadangan Bimtek ke 2, karena dana anggaran bimtek tidak ada,” ungkap AS, saat di konfirmasi awak media Konten Indonesia di salah satu tempat. Jum’at 02/02/2024.
Namun, pengakuan AS seakan di bantah oleh sumber lain yang di dapat awak media Konten Indonesia melalui Voice Note pesan singkat Whatsapp.
“Itu hanya alibi saja, karena kejadian tersebut sudah ramai di perbincangkan di lingkungan KPPS kami, maka upaya cuci tangan mereka dengan alibi mengembalikan uang potongan 50 Ribu Rupiah tersebut pada Bimtek selanjutnya,” kata sumber lain yang masih anggota KPPS Kecamatan Sukaraja.
Yang saya tahu dikatakan Sumber tersebut, untuk setiap kegiatan yang di laksanakan oleh KPPS, itu sudah pasti ada anggaran perkegiatannya. Toh kalau mereka merasa benar kenapa kami tidak di informasikan sebelumnya.
“Yang saya tahu untuk setiap kegiatan yang di laksanakan oleh KPPS, itu sudah pasti ada anggarannya perkegiatan. Toh kalau mereka merasa benar kenapa kami tidak di informasikan sebelumnya,” pungkasnya.
Reporter : Arrie Haryadi
Editor : Deni