KAB TASIKMALAYA – Pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang sejatinya ditujukan bagi warga masyarakat tidak mampu, disinyalir tidak sedikit yang tidak tepat sasaran, sehingga cukup menimbulkan kecemburuan sosial antar penduduk di Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar).
Demikian diungkapkan Iis salah seorang bagian Kaur Umum Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, ketika dikunjungi Kontenindonesia.com di desa tersebut pekan kemarin.
Iis menjelaskan, terjadinya ketidak tepatan sasaran itu, dikarenakan data yang di pake oleh pusat adalah data sensus yang sudah lama, seperti data sensus tahun 2010 keluar kartu KIS nya 2016, sehingga hal itu menjadi salah satu pemicu pembagian kartu KIS nya tidak tepat sasaran.
“Kendalanya mungkin pada data sensus, karena data sensus tahun 2010 kartu KIS nya dibagikan tahun 2016. Akibat terjadinya tidak tepat sasaran pembagian kartu KIS, cukup menimbulkan permasalahan bagi warga disini.” Kata Iis didampingi staf laki-laki bernama Intan.
Kita ambil contoh, dikatakan Iis, saat warga masyarakat disensus pas warganya dalam keadaan tidak mampu, ternyata pas keluar kartu KIS nya, ekonomi mereka sudah berkembang, karena kehidupan itu dinamis. Bahkan tidak sedikit yang pada waktu pembagian kartunya hasil sensus lama itu sudah meninggal, dan kartunya baru keluar.
“Dan lagi, kartu KIS dari pusatnya dikirim langsung ke POS Giro, tidak ke Desa. Tapi nyatanya, disaat ada permasalahan pihak desa yang di bawa-bawa, padahal pihak desa cuma membantu pihak Dari POS GIRO. Sebenarnya itu yang jadi masalah di warga tentang bahasa kurang tepat sasaran.” Terangnya.
Padahal ditambahkan Iis, kronologis dalam mendata warga yang tidak mampu, dari pihak desa sebenarnya sudah benar dan teliti, melalui kerja sama dengan para Ketua RT, karena pihak desa sendiri tidak ingin disalahkan. Bahkan dalam beberapa kali kami selalu mengirimkan file sensus penduduk terbaru ke pihak Kecamatan Cisayong, karena diminta data-data yang baru.
“Mungkin dari pihak Kecamatan data-datanya diteruskan ke pihak Kabupaten, tetapi hasilnya tetap saja keluar datanya yang lama. Kami sempat komplen ke pihak kacamatan, terkait kenapa bisa terjadi seperti ini. Jawabnya cukup dengan bahasa tidak tau karena itu dari pusat.” Ujarnya.
Untuk diketahui, hasil konfirmasi dari para pihak terkait lanjutan pemberitaan ini, akan ditayangkan pada pemberitaan berikutnya.
Penulis : Asep Hendra
Editor : Deni