TASIKMALAYA – Pesta demokrasi rakyat menjadi tradisi dalam setiap perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Pesta tersebut diyakini digelar diberbagai tingkat, dari mulai tingkat RT, RW, Desa, Kecamatan maupun tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan juga selalu dimeriahkan dengan bergai kegiatan unik, seperti halnya panjat pinang, lomba makan kerupuk, lomba balap karung dan lomba-lomba lainya yang dinilai positif.
Seperti yang dilaksanakan Pemerintah Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), yang memeriahkan HUT kemerdekaan RI ke 73 tahun 2018, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan perlombaan tingkat desa, yakni lomba nasi tumpeng, marawis, kosidah, kampung KB dan pawai pembangunan.
Salah satunya yakni Pawai pembangunan, di pusatkan di tiga titik penilaian, yaitu panggung penilaian di lapang sepak bola Desa Nusawangi, yang diikuti oleh Desa Mekarwangi, Nusawangi dan Cileuleus, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Dan juga panggung penilaian di wilayah Desa Cisayong, diikuti oleh Desa Jatihurip, Sukasukur, Sukaraharja, Sukajadi, Purwasari, Cikadu, Cisayong dan Santanamekar, serta panggung penilaian di lapang sepak bola Desa Sukamukti yang diikuti oleh Desa Sukasetia dan Sukamukti kecamatan tersebut.
Ribuan peserta pesta pawai pembangunan dari Desa Mekarwangi, Nusawangi dan Cileuleus, pada Sabtu, 18 Agustus 2018, menampilkan berbagai kesenian dan juga membawa hasil bumi, olahan serta kerajian khas wilayah desanya masing-masing. Iring-iringan peserta pawai dari tiga desa tersebut setelah tiba di lapang sepak bola Desa Nusawangi, melintas di depan panggung kehormatan untuk dinilai oleh tim penilai dari Kecamatan, dengan rute Kampung Tanjunghurip, Sangkali dan kembali lagi ke lapang sepak bola tersebut.
Desa Cileuleus, Kecamatan Cisayong tersebut, berkesempatan menampilkan kesenian tradisional Dog-dog, atraksi seni bela diri pencak silat, dan aksi 2 pesilat yang bertarung menggunakan sejata tajam (Golok), dengan tongkat mendapat decak kagum juga tepuk tangan dari para peserta pawai yang hadir. Bahkan, ke 2 pesilat tersebut secara langsung dihujani saweran (uang) dari panggung penilaian oleh kepala Desa Nusawangi, Eri Sahri, kepala Desa Cileuleus, Anang Hardi, Bhabinkhantibmas Desa Cileuleus dan Babinsa Desa Nusawangi.
Penulis : MN Fauzi