Papan Proyek Dinilai Tidak Jelas, Tiga Ormas Ini Gerudug Proyek di Rajapolah

oleh
Sejumlah orang anggota dan pengurus dari Tiga Ormas, yakni PP, Gibas dan BBC Kecamatan Rajapolah, pasca menggerudug pekerjaan proyek P3-TGAI di Kampung Kebon Kalapa, Desa / Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar). Sabtu 17/04/2021. Foto : Deni

TASIKMALAYA – Tiga Organisasi Massa (Ormas) gabungan yakni Pemuda Pancasila (PP), Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (Gibas) dan Buah Batu Corp (BBC) Kecamatan Rajapolah, gerudug proyek irigasi (P3-TGAI) Nyalindung, Kebon Kalapa, di Kampung Kebon Kalapa, Desa / Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar). Sabtu 17/04/2021.

Kedatangan Tiga Ormas yang totalnya kurang lebih 20 orang itu, diketahui bertujuan untuk mempertanyakan beberapa kendala ihkwal berlangsungnya proyek yang dipimpin oleh Ketua P3-TGAI bernama Oo Abdulrojak.

Salah seorang anggota Ormas PP, Ebet mengatakan, kita Tiga Ormas ini yakni PP, Gibas dan BBC Kecamatan Rajapolah, sengaja datang kelokasi proyek P3-TGAI Nyalindung, Kebon Kalapa guna silaturahmi sekaligus ingin mempertanyakan beberapa hal terkait berlangsungnya proyek tersebut.

“Kami Tiga Ormas gabungan PP, Gibas dan BBC ini sengaja datang kelokasi proyek P3-TGAI Nyalindung, Kebon Kalapa, kami sengaja social control ingin silaturahmi sekaligus mempertanyakan beberapa hal terkait berjalannya proyek ini.” ungkap Ebet, didampingi sejumlah anggota dan pengurus masing-masing Ormas saat dilokasi.

Ebet berujar, yang namanya organisasi itu Tugas Foko dan Pungsi (Tufoksi) nya kan social control, maka kami dari Tiga Ormas ini sengaja melakukan hal itu. Inti utamanya kami menanyakan tentang volume pekerjaan yang tidak tertera pada plang papan proyek, dan juga tentang terlambatnya 7 hari pelaksanaan pekerjaan. Tapi belum ada titik temu atau jawaban yang jelas dari pihak proyeknya.

“Tufoksi organisasi kan sosial control, maka kami lakukan hal itu. Intinya kami semua mempertanyakan volume pekerjaan kenapa tidak tertera pada plang papan proyek, juga terkait terlambatnya pelaksanaan pekerjaan selama 7 hari. Di plan papan proyek kan tertera, harus dikerjakan dari tanggal 7 April 2021. Ini dimulai tanggal 14 April, kan ngga masuk akal.” Ujar Ebet, dengan nada cukup tinggi.

Sementara itu, Salah seorang anggota Ormas BBC, Ujang Santri mengungkapkan, kami nitip juga yah kepada teman-teman wartawan, agar bisa sama-sama sinergi mengawal proyek P3-TGAI ini, mari kita kawal sama-sama.

“Nitip juga kepada teman-teman wartawan, agar kita bisa sama-sama sinergi mengawal proyek ini, mari kita kawal sama-sama. Jika terbukti melanggar, kita pertanyakan. Belum ada titik temu, nanti kita koordinasi lagi dengan pimpinan proyeknya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua atau Pimpinan proyek P3-TGAI tersebut, Oo Abdulrojak mengatakan, iya saya Ketua P3-TGAI nya, dari dulu juga saya ketuanya baru Dua periode pengerjaan. Pekerjaan ini kalau dari penggalian hingga pasang batu sudah mencapai 50%, saya menargetkan sebelum lebaran selesai.

“Masalah volume tidak tau, setiap plang papan proyek dari sana. Kadang-kadang target kerja pun tidak tentu, aturan Dua bulan kadang-kadang ada suruhan dari sana harus dipercepat, masalah volume tidak tercantum disitu juga entah kenapa, plang papan proyeknya dari pihak BBWS. Nah masalah terlambat mulai pengerjaan, itu kendalanya saya tidak sanggup kalau belum keluar uang atau anggaran.” terang Oo, saat ditanya kontenindonesia.com dilokasi.

Sementara itu, tenaga kontrak dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) bagian pendamping, Neneng Fitriyani Intannurmala mengatakan, yang dipampang itu hanya anggaran yang turun dari kantor, anggaran untuk pengerjaan proyek P-3 TGAI ini semuanya sebesar Rp. 195.000.000, kebetulan pekerjaan ini adalah program pemerintah dalam menanggulangi situasi Covid-19 dibidang padat karya.

“Iya tidak dipampang, yang dipampang itu hanya anggaran yang turun dari kantor. Nah kalo untuk volume pekerjaan, karena setiap pekerjaan itu melihat dari situasi di saluran tempat tersebut, jadi arahan dari pusat itu ngga dipampangin disana untuk volume, cuma itu sudah tercantum di RAB” terang Neneng, saat dimintai klarifikasi dilokasi.

Jadi, Neneng Fitriani berujar, kalo misalkan untuk dipapan proyek, itu yang dicantumkan hanya nominal anggaran yang turunkan dengan mulai progres pekerjaan sampai akhir pekerjaan, kebetulan untuk masa pengerjaan proyek ini semuanya 60 hari kalender.

“Untuk volume pekerjaan itu disosialisasikannya sama pekerja, dan kebetulan para pekerja yang kerja disini juga itu yang diambilnya dari masyarakat setempat, khususnya wilayah yang memang tergenangi oleh saluran ini. RAB pekerjaan ini, yakni kedalaman galian pondasi 30cm, dengan lantai atau kaki pondasinya 40cm dan tinggi pondasi 80cm. Total panjangnya pekerjaan 451 meter.” terang Neneng.

 

 

Reporter : Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *