JEMBER – Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Jember Balai Besar KSDA Jawa Timur (Jatim), Dr. Setyo Utomo SH. M.Si, kini mencapai masa purna tugas yang digantikan oleh R. M. Wiwied Widodo S. Hut. M.Sc, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) yang merangkap sebagai kepala Bidang KSDA wilayah ll Gresik.
Dalam kegiatan bertajuk pisah kenal yang dihadiri sekitar kurang lebih lima puluh undangan yang digelar di Taman Botani, Sukorambi, Jember, pada Senin 30/11/2020 itu, Dr. Setyo Utomo SH. M.Si tampak mendapatkan sebuah penghargaan Satya Lencana Karya Satya XXX tahun.
“Saya sangat senang sekali, karena hari ini dapat menghadirkan semua stakeholder yang selama ini bersama-sama mendukung kelancaran tugas-tugas kami di BKSDA, baik dari TNI, Polri maupun masyarakat hingga mitra-mitra kami yang mensuport kami selama bertugas.” Ungkap Dr. Setyo Utomo, kepada kontenindonesia.com usai acara.
Setyo berujar, saya berpesan kepada semua yang hadir saat ini terutama untuk generasi muda, diharapkan agar lebih bersemangat lagi. Dan yang terpenting, agar kedepannya bisa lebih melestarikan lagi kawasan-kawasan konservasi maupun tumbuhan dan satwa liar.
“Pesan saya kepada semuanya saat ini terutama generasi muda, agar lebih bersemangat. Yang terpenting kedepannya bisa lebih melestarikan lagi kawasan konservasi maupun tumbuhan dan juga satwa liar.” Ujar Setyo.
Sementara itu, Kepala Staf Brigif 9/2 Kostrad, Letkol. Inf. Arif Munawar mengatakan, selama 3 tahun 2 bulan beliau berdinas, terasa cukup baik dalam berkoordinasi dan juga dalam melaksankan segala tugasnya.
“Beliau pribadi yang tegas lugas dan ramah juga terhadap siapapun yang koordinasi. Beliau 3 tahun 2 bulan berdinas cukup baik berkoordinasi dan melaksankan tugasnya. Semoga sukses kedepannya untuk Pakk Setyo, walaupun sudah pensiun tetapi bisa terus berkarya.” Ungkap Letkol. Inf. Arif Munawar.
Di tempat yang sama, R. M. Wiwied Widodo S. Hut. M.Sc mengatakan, apapun yang sudah dibangun oleh Pak Setyo sudah bagus, selanjutnya tinggal penguatan konservasi dengan konsentrasi pada ekosistem yang ada di dalam kawasan. Populasinya yang sudah teridentifikasi kurang, sehingga harus kita tambah baik dari flora maupun fauna.
“Selanjutnya penguatan fungsi lembaga konservasi penangkar yang fungsinya adalah untuk budidaya membantu pemerintah meningkatkan populasi yang sudah terancam punah, maka hal itulah yang akan lebih diintensifkan, ditambah dengan koordinasi dengan semua forum pimpinan daerah dan masyarakat sekitar kawasan. Untuk masyarakat di sekitar kawasan akan dilakukan pembinaan.” Pungkas R. M. Wiwied.
Reporter : Eveline Christanty
Editor : Deni