JAKARTA – Janji Polri untuk kebersihan anggotanya yang nakal karena main uang dalam proses penerimaan anggota baru polisi, mulai di buktikan. Polisi menemukan delapan anggotanya dari Polda Sumatera Selatan (Sumsel) terindikasi menerima suap.
Asisten SDM Polri Irjen Arief Sulistyanto mengatakan, Mereka yang menerima suap akan di mutasi.
“Masalahnya di tangani Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan. Saya hanya mendapat informasi dari Pak Kapolda (Sumsel). Pejabatnya sudah di ganti oleh Pak Kapolri. Hari ini sudah di terbitkan penggantinya. Surat keputusan sudah keluar,” kata Asisten SDM Polri, Irjen Arief Sulistyanto di Mabes Polri Jum’at 31 Maret 2017.
Apalagi sudah ada pemeriksaan di Divpropam. Makanya kemarin Pak Kapolda mengusulkan ke Pak Kapolri, untuk di lakukan pergantian terhadap pejabat yang saat ini sedang di lakukan pemeriksaan. lanjut Arief.
Namun, Arief mengaku, Belum tahu secara benar dan detail kasus yang terjadi itu. Ia hanya menerima usulan pergantian saja, sesuai dengan usulan Kapolda.
“Di antaranya, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes), dan beberapa pejabat lainnya. Karena, untuk setara pangkat AKBP ke atas, itu sudah jadi kewenangan Pak Kapolri. Penerbitan keputusan mutasi ada di Mabes Polri,” ucap Arif.
Berdasarkan info yang berhasil di terima, mereka yang di duga melanggar di siplin itu ada delapan orang di lingkungan Polda Sumsel, yakni Kabid Dokkes Kombes Susilo, Kasubdit Kespol AKBP Saiful, Kaurkes Kompol Masuri, Brigadir Lutfi, dan PNS Polri bernama Fitri (Panitia Kesehatan).
Selain itu, Juga ada Kabag Psikologi AKBP Ediya Kurnia, panitia jasmani AKBP Thoad, panitia akademik AKBP Deni Darma Pala, dan PNS bernama Misno.
Lalu ada mereka yang terkategori “menembak di atas punggung kuda” atau meminta uang setelah korban di terima atau mengembalikan uang saat korban tidak di terima, bernama Bripka Ismail, Bripka Nurul Hadi, dan Bripka Dias.
Dari mereka, di sita uang senilai Rp 4,7 miliar yang di duga terkait penerimaan anggota Polri tersebut.
Kadiv Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar juga membenarkan adanya pemeriksaan terhadap delapan anggota Polda Sumsel itu.
“Iya itu terkait rekrutmen. Tapi peristiwanya sudah 2015 lalu,” kata Boy.***
(Deni)
BeritaSatu.com