JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, mengumpulkan 13 Bupati di Jakarta, Kamis 27 April 2017. Topik utama yang di bicarakan yakni, keseriusan dalam pengembangan potensi produk unggulan desa.
“Ini baru awal yang di hadiri oleh 13 Bupati. Minggu depan saya akan mengundang lagi 8 Bupati. Kita bicarakan potensi desa sekaligus menginventarisasi apa-apa saja yang di miliki oleh desa,” ujar Menteri Eko usai menggelar pertemuan dengan para Bupati.
Menteri Eko menambahkan, Dirinya juga akan mengajak pelaku usaha milik negara maupun swasta, perbankan, dan sektor bisnis lainnya yang memiliki ketertarikan dalam pembangunan pedesaan. Menurutnya, pertemuan seperti ini merupakan momen penting untuk mendekatkan produk-produk pedesaan dengan pasar.
“Sebab rata-rata setiap desa di kabupaten itu mempunyai potensi unggulan, namun minim pemasarannya. Kami akan fasilitasi daerah melalui pertemuan-pertemuan seperti ini,” lanjutnya.
Selain itu, tambah Menteri Eko, Pertemuan ini sekaligus mengonsolidasikan dan mempercepat implementasi empat program prioritas yang sudah di tetapkan oleh Kemendes PDTT, yakni penentuan produk unggulan desa/ produk unggulan kawasan perdesaan (Prudes/ Prukades), mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), membangun embung air desa, dan membangun sarana olahraga desa (Raga Desa).
“Dengan adanya pertemuan ini, harapannya kami bisa terus memonitor percepatan pengentasan desa tertinggal untuk naik menjadi desa maju dan mandiri. Misalnya di Kabupaten Pandeglang, dari 150 desa tertinggal kini tinggal 75 lagi desa yg masih tertinggal,” ungkapnya.
Bupati Pandeglang, Irna Narulita, mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Kemendes PDTT melalui fasilitasi pertemuan para Bupati dengan pelaku usaha, BUMN dan Perbankan. “Ini ruang yang amat meyakinkan. Adanya potensi dan kedekatan dengan pasar akan menjadikan para petani, pembudidaya dan peternak lebih giat dalam memproduksi potensinya,” katanya.
Irna mengakui jika kendala terbesar yang dihadapi adalah sulitnya pemasaran. Namun dengan adanya inisiatif fasilitasi ini, para pembudidaya ikan kerapu yang ada di Pandeglang dengan hasil sekali panen mencapai 40 ton akan memiliki akses yang lebih terbuka kepada pasar. “Kami dulu kesulitan untuk memasarkan ikan kerapu. Lalu pada saat panen raya, Pak Menteri Eko membawa pengusaha yang menampung hasil budidaya ikan kerapu. Kini kami tidak lagi kesulitan pasar,” sambung Irna.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Bojonegoro, Suyoto. Menurutnya, fasilitasi ini adalah langkah yang bagus. “Mendekatkan pasar dengan basis produksi itu penting. Semoga bisa sesuai dengan apa yang di harapkan,” pungkasnya.
Pertemuan antara Kepala Daerah dengan para pengusaha ini menjadi pertemuan rutin yang di inisiasi oleh Kemendes PDTT. Rencananya, pertemuan serupa akan dilaksanakan setiap satu minggu sekali.***
(Deni)
BeritaSatu.com