Lagi-lagi. Adanya Go-jek di Tasikmalaya, Kantor DPRD di Penuhi Angkutan Umum

oleh
Ratusan massa awak kendaraan umum saat berorasi di kantor DPRD Kota Tasikmalaya, menolak keberadaan GO-jek online, Rabu 26 Juli 2017. Konten Jabar / Endang Kusnadi

TASIKMALAYA – Penarik ojek berbasis aplikasi online (Go-jek) yang berada di Kota/Kabupaten Tasikmalaya, kembali di demo besar-besaran oleh ratusan massa yang merupakan awak kendaraan umum, dari mulai penarik ojek, penarik becak, hingga para penarik mini bus umum, Rabu 26 Juli 2017.

Seperti di beritakan Kontenjabar.com pada 23 Juli 2017 yang bertajuk “Ada Go-jek, Aliansi Ojek Tasikmalaya Krumuni Kantor DPRD”, yakni mereka dengan jumlah Ratusan massa menolak dengan keras dan tegas terkait keberadaan ojek yang berbasis aplikasi online (Go-jek) khususnya di Kota/Kabupaten Tasikmalaya, dengan membawa spanduk bertuliskan PANGKALAN OJEK ANDALUSIA MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA, MENOLAK KERAS DAN TEGAS KEBERADAAN GO-JEK BERBASIS APLIKASI ONLINE DI TASIKMALAYA.

Kali ini, massa angkutan umum tersebut yang jumlahnya semakin bertambah banyak dari gabungan Kota/Kabupaten Tasikmalaya, kembali gelar demo di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya. Aksi massa tersebut dengan permintaan yang sama, yakni menolak keberadaan GO-jek di Tasikmalaya, akibat merasa signifikannya kehilangan pendapatan.

Andri Keling, wakil ketua Becak Perjuangan Club (BPC) Tasikmalaya mengungkapkan, memang kami selaku komunitas becak merasa di rugikan terkait adanya ojek online (Go-jek), karena biasanya kalau naik becak dari Perempatan Mitrabatik ke Terminal, bayarnya Rp. 15.000. Tapi kalau naik ojek online hanya bayar Rp. 5.000, tentu kita jadi kalah dengan harga taripnya yang di bawah dan seolah tak wajar. Jadi, wajar saja apabila kami selaku komunitas becak merasa di rugikan, dengan tarifnya yang seolah menyaingi, kita bersaing dengan akal sehat juga percuma. Seharusnya hal itu sangat di pertimbangkan pihak pemerintah.

“Wajar lah, kami juga ingin ikut serta demo ngajukan aspirasi ke pihak DPRD selaku wakil rakyat.” tegas Andri, saat di temui Kontenjabar.com di depan kantor DPRD, Rabu 26 Juli 2017.

Adanya demo tersebut, hingga kantor DPRD Kota Tasikmalaya di penuhi kurang lebih 230 mini bus umum (angkot). Selaku sopir angkot bernama Dani, berharap ojek online di Tasikmalaya bisa di tutup secepatnya saja.

(Endang Kusnadi)

Editor : Deni

 

 

Kontenjabar.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *