PARIGI MOUTONG, – Dalam rangka menumbuhkan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Dewan Pengurus Cabang (DPC) Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Parigi Moutong menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) III PWRI bertempat di Aula SMP 2 Parigi, Rabu (9/10/19).
Musyawarah itu diikuti oleh para Pensiunan yang tergabung dalam mantan pejabat, guru dan TNI/Polri.
Ketua panitia pelaksana H Djamaludin I Zain dalam laporannya mengatakan, kegiatan Muscab inisiatif dari pengurus DPC PWRI dan sebagai wujud rasa cinta dan setia kepada organisasi PWRI.
“Kegiatan Muscab kali ini sebagai ajang silaturrahim dan untuk memilih pengurus PWRI yang baru,” pungkasnya.
Djamaludin menambahkan, organisasi PWRI jika dikelolah dengan baik akan membawa kesejahteraan bagi pengurus Organisasi itu sendiri. Menurutnya, kevakuman organisasi dapat merugikan organisasi dan diri sendiri.
Olehnya ia berharap melalui muscab dapat melahirkan figur kepengurusan yang handal yang mempunyai gagasan dan ide ide berlian untuk mengantarkan PWRI lebih baik lagi dari tahun tahun sebelumnya.
“Muscab yang diikuti 36 orang Pengurus PWRI ini, saya mengajak mari kita memilih pengurus yang baru dengan melihat dedikasinya, Moralitas dan Profesionalitas dalam membangun Organisasi PWRI lebih maju dan mandiri,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua pengurus PWRI Sulawesi Tengah H Bahrudin Tandrewali, mengatakan PWRI mempunyai makna mendalam bahwa “Orang Tua Yang Utama”. Kata Baharudin, banyak orang tua tetapi tidak ada kata “UTAMA”. Menurutnya orang tua adalah utama pertama karena mereka selama PNS sampai pensiun telah mengabdi pada bangsa dan negara di atas usia 30 tahun. Kedua Utama kata ia mereka mampu menyelesaikan tugas pengabdiannya. Ketiga Utama tidak menyandang masalah hukum sampai selesai masa tugas, dan Keempat utama patut menjadi teladan di tengah tengah masyarakat.
“4 Jutaan Pensiunan di Indonesia hanya 67 persen masih produktif. Ada yang jadi Ketua DPR, ada yang Jadi Menteri dan lain lain. Mereka ini adalah pengabdi pensiunan dipakai Negara mungkin bisa sampai tutup usia dan itu negara bayar,” tandasnya.
Lanjut Mantan Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Morowali itu menerangkan, bahwa PWRI harus mampu memperjuangkan anggota PWRI untuk kontrak pada negara agar pengabdian tidak terputus, dan itu kata ia harus di kembangkan.
Ia berpesan PWRI harus mandiri, mampu mengurus diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Baharudin mengatakan, PWRI sejak tahun 70-an ketika Musyawarah Nasional (Munas) di jakarta mengintegrasikan diri berubah nama menjadi PWRI dan didalamnya mencakup seluruh Pensiunan disemua kalangan lembaga atau. Organisasi.
“Dulu ada namanya pesiunan Kemendagri, Pensiunan TNI Polri dan lain lain. Sekarang tidak ada lagi istilah seperti itu semua Pensiun dibingkai dalam satu wadah namanya PWRI,”Imbuhnya.
“Organisasi PWRI saat ini didalamnya terdapat Pensiunan Pejabat Bupati, Gubernur, mantan Pejabat Struktural dan Fungsional, mantan Kepala Desa, TNI Polri, mantan Pegawai BUMN dan lain lain,” tambahnya.
Kata Baharudin, saat ini anggota PWRI harus berpikir bagaimana mendata by name by adress sebelum mendekati pensiun, sudh masuk nama nama ke PWRI.
“Kita harus berpikir sekarang, bagaiman para calon pensiunan itu kita data sebelum mereka masuk di PWRI. Ini yang kita coba design, “Tandasnya.
Ia menambahkan, bahwa PWRI kedepan semakin jaya dan bermutu, karena banyak program PWRI yang ditawarkan seperti program Umroh yaitu Umroh dulu baru bayar dan lain lain.
Kata Baharudin bahwa PWRI Parigi Moutong merupakan kiblatnya PWRI Sulawesi Tengah karena PWRI Parigi Moutong sangat aktif diberbagai bidang.
Bupati Parigi Moutong diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Parigi Moutong H Ardi saat membuka Muscab III PWRI mengatakan, bahwa dirinya kedepan akan bergabung juga bersama Organisasi PWRI Parigi Moutong.
“Insya Allah Januari 2021 saya mendaftar di PWRI karena saya pensiun terhitung Desember 2020,”Kata Ardi yang mendapat Aplouse dari peserta Muscab PWRI.
Ardi menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi tingginya kepada seluruh anggota PWRI.
Kata Ardi PWRI adalah organisasi Nasional yang kuat, mandiri, mempunyai ilmu pengetahuan, mempunyai kemampuan dan pengalaman kerja serta mempunyai kapabilitas yang mampu bersaing dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Olehnya kata Ardi selesai kegiatan Muscab nanti dapat berkontribusi bagi organisasi pada umumnya dan masyarakat pada khususnya sesuai Motto Kabupaten Parigi Moutong “Songu Lara Mombangu”.
“Dalam memilih pengurus nanti saya menghimbau para peserta agar berkompetisi secara sehat dengan asas kekeluargaan. Sebagai keluarga besar Organisasi PWRI harus bersifat Nasional, mandiri dan menjunjung tinggi harkat dan martabat Organisasi. Mari kita ikuti Muscab ini dengan sebaik baiknya. Saya yakin dan percaya pengurus PWRI yang baru nanti mempunyai kualitas dan komitmen yang tinggi untuk membangun Organisasi PWRI lebih jaya lagi,” pesannya.
“Wredatama Parigi Moutong harus kuat dan mampu bersaing. Saya ucapkan selamat bermusyawarah,” tutupnya.
Diketahui Musyawarah Daerah (Musda) PWRI Provinsi Sulawesi Tengah rencananya akan dilansungkan tanggal 25-26 Oktober 2019 di Kabupaten Toli-Toli.
Penulis : Ris
Editor : Irwan